Zodiak Diistilahkan Parmesana-12, Mirip tapi Tanggalnya Beda Tipis
Astrologi Batak
Nenek moyang orang Batak sejak zaman dahulu kala telah
memiliki zodiak manusia, yang disebut dengan istilah Parmesana-12 (baca:
parmesana-sampulu dua). Inilah hasil penelusuran Dr Sudung Parlindungan
Lumbantobing, dari sejumlah Datu bidang astrologi Batak di sepanjang Pantai
Barat, Pantai Timur, serta pedalaman Tanah Batak.
Dalam astrologi Yunani yang banyak dianut dunia
internasional, zodiak lebih dikenal nama-nama Aries, Taurus, Gemini, Cancer,
Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricoren, Aquarious, dan Pisces.
Sedangkan di tanah Batak, zodiak atau Parmesana-12 dikenal dengan nama-nama:
Marhumba Periuk (simbol hudon), Mena (simbol ikan), Gorda (simbol kambing),
Marsoba (kupu-kupu), Nituna (cacing), Makara (kepiting), Babiat (singa), Hania
(elang), Tola (pohon), Martiha (batu), Dano (air), dan Harahata (kodok).
Zodiak Yunani dan Parmesana-12 ada kemiripan dalam
tanggal, tapi tetap berbeda meski tipis. Misalnya kepiting dalam astrologi
Yunani adalah yang lahir tanggal 21 Juni-21 Juli. Sementara dalam Parmesana-12,
makara (kepiting)
adalah orang yang lahir tanggal 19 Juli-20 Agustus.
”Waktu atau partingkian
bagi manusia yang kurang menyadari, terasa lama. Tetapi setelah
dilalui, terasa singkat ketika tiba-tiba menyadari bahwa pagi telah berganti
siang, dan gelap mulai menjelang malam, dan yang terjadi adalah penyesalan.
Menyadari hal itulah, maka orang Batak tempo dulu pergi marguru atau mangalualu (bertanya)
kepada Datu,” jelas Dr Sudung Parlindungan kepada METRO.
Oleh Datu, ditiliklah rasi bintang kelahiran seseorang
dan diperkirakan dengan futurologi
masa dulu, apa dan bagaimana dia, sesuai kemampuan terbatas sang
Guru atau Datu meramalkannya. ”Benar tidaknya, terserah kepada masing-masing
orang Batak tempo dulu itu,” kata Dr Sudung.
Parmesana-12 orang Batak mempunyai dasar perkiraan dan
simbol zodiak sebagai berikut:
Kelahiran 9 Februari sampai 10 Maret dilambangkan dengan
simbol hudon atau
dalam bahasa ramal Marhumba
Periuk. Ini mempunyai sifat sosial, umumnya mereka mudah
menyesuaikan diri dengan orang lain.Banyak taktiknya dan disukai orang lain.
Hanya saja sering pelupa, sehingga sering dianggap sebagai orang yang ingkar
janji. Cocok menjadi guru, datu, dan tabib.
Kelahiran 11 Maret sampai 12 April dlambangkan dengan
simbol ikan (mena),
mempunyai sifat suka mengalah, lincah, dan agak kikir serta suka bergaul
dan rukun. Keberuntungannya cenderung menyukai perdamaian daripada keributan.
Cocok menjadi seniman, sopir.
Kelahiran 13 April sampai 14 Mei dilambangkan dengan
simbol kambing (gorda)
mempunyai sifat agak cengeng dan suka akan hal-hal baru. Daya pikirnya luas dan
selalu ingin berkembang dan liar. Sifat pantang mundurnya menyebabkan dia dapat
menjadi pemimpin yang sukses. Cocok menjadi pegawai, guru, Datu, pengembara,
wartawan, tentara.
Kelahiran 15 Mei sampai 16 Juni disebut Marsoba, dilambangkan
dengan simbol kupu-kupu. Mempunyai sifat sabar, telaten, dan lamban
menyesuaikan diri. Ia pemikat yang jitu. Tapi kalau sudah marah, bisa frustasi
dan hancur-hancuran. Dia pandai berhemat, tetapi kalau menginginkan sesuatu
tidak menanggung resiko apapun. Cocok menjadi seniman, perawat, juru
runding, pemasaran, dan pengusaha.
Kelahiran 17 Juni sampai 18 Juli disebnut Nituna, dilambangkan
dengan cacing. Mempunyai sifat sosial. Sifatnya yang kurang baik adalah
pendapatnya yang sering berubah dengan kata lain tidak berpendirian tetap.
Tetapi daya pikirnya luas dan jiwanya selalu hidup tak senang pada
perubahan baru. Cocok menjadi pionir, serdadu, polisi, perencana, dan pelaut.
Kelahiran 19 Juli sampai 20 Agustus, disebut Makara, dilambangkan
dengan simbol kepiting. Mempunyai perasaan sangat halus dan suka menyendiri.
Sifat penyayangnya amat besar, terutama terhadap binatang. Golongan ini tidak
senang foya-foya, lebih senang hidup di rumah daripada bepergian. Cocok menjadi
serdadu, penyawah, saudagar, tabib, dan rohaniawan.
Kelahiran 21 Agustus sampai 22 September disebut Babiat, dilambangkan
dengan singa. Ia bersifat jujur, pemberani, dan terus terang. Karena itu di
mana-mana ia dipercaya orang. Sayangnya dia sangat mudah naik darah walaupun
cepat juga menjadi baik. Cocok menjadi serdadu, guru, Datu, pendekar, dan
pelopor.
Kelahiran 23 September sampai 24 Oktober, disebut Hania dilambangkan dengan
simbol elang yang berarti kesucian. Sifatnya yang tampak adalah kritis, jadi
cocok kalau jadi kritikus. Dia tidak mau menerima apa saja yang diterangkan
seseorang dan pekerjaannya selalu rapi. Golongan ini tidak senang menonjolkan
diri di depan umum, dan firasatnya amat tajam. Cocok menjadi pedagang,
saudagar, pelaut, dan pionir.
Kelahiran 25 Oktober sampai 26 November disebut Tola, dilambangkan dengan
pohon. Biasanya tidak mudah tersinggung. Perasaannya halus. Dalam mengambil
keputusan kadang-kadang tampak lambat sehingga sukar dipengaruhi. Kurang pandai
menyesuaikan diri dalam pergaulan dan senang berpakaian indah. Cocok menjadi
guru, petani, padri, tabib, dan pimpinan.
Kelahiran 27 November sampai 28 Desember dinamai Martiha, dilambangkan
dengan simbol batu. Mmepunyai semangat kuat dalam menempuh segala hal. Sifatnya
yang agak aneh ialah sering merahasiakan sesuatu dan tertutup. Biasanya tabah
dalam menghadapi segala rintangan. Ulet dan tidak suka bersenda gurau. Cocok
menjadi datuk, pendekar, peneliti, serdadu.
Kelahiran 29 Desember sampai 30 Januari disebut Dano, dilambangkan dengan
air. Mempunyai sifat berani mengadu untung. Biasanya mempunyai tubuh yang kuat
hingga cocok menjadi olahragawan. Cerdas dan rajin bekerja. Berjiwa sosial
tinggi tetapi kadang-kadang sombong. Cocok menjadi rohaniawan, tabib, guru,
intelijen.
Terakhir kelahiran 31 Januari sampai 8 Februari disebut Harahata, disimbolkan
dengan kodok, mempunyai sifat tekun mengerjakan sesuatu, pantang mundur. Tetapi
ia tidak mudah percaya akan omongan orang. Cocok menjadi penyanyi, sastrawan,
pengarang, budayawan, wartawan, penulis.
”Itu hanya gambaran dasar dari Parmesana-12. Masih ada
beberapa ciri khas masing-masing, selengkapnya ada di buku yang sedang saya
susun, berjudul ’Menelusuri Astrologi di Tanah Batak’, yang diharapkan dapat
segera dicetak,” kata Dr Sudung.
Dalam menilik futurologi
seseorang, jelas Dr Sudung lagi, Guru dan datu biasanya
menkrosceknya dengan panggorda
na-pitu atau na
walu. ”Datu atau Guru yang mempunyai talenta di bidang itu akan
membicarakan nasib peruntungan seseorang berdasarkan pembicaraan roh melalui
mulutnya, tentang hari baik, hari buruk, yang sebenarnya bisa diterjembahkan
secara logika masa kini. Karena bisa dipelajari lewat pustaha,” katanya. (bersambung)
No comments:
Post a Comment