Footer Widget #4

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutchRussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

Wednesday, May 26, 2010

Saatnya Moral/Akhlak menjadi Panglima di NEGERI INI (3)

 

mesjidkatolik protestan 

 

KUIL HINDUbuddha konghucu

II. Definisi Agama (Religion)

Diatas tadi telah kita jelas kan secara singkat tentang Budaya dan Banyaknya suku-suku dibumi Nusantara sekaligus memiliki adat istiadat bahkan kepercayaan yang diturunkan dari leluhurnya.misalnya :

Sunda Wiwitan (Banten,Kanekes

Agama Jawa Sunda (kuningan jawa barat)

Buhun (Jawa Barat)

Kejawen (Jawa tengah dan Jawa timur)

Parmalim (sumatera utara)

Aliran Mulajadi Na bolon (Sumut)

Parbaringin

Kaharingan (Kalimantan

Tonaas walian (Minahasa, Sulawesi utara)

Tolottang (Sulawesi selatan)

Wetu Telu (Lombok)

MArapu (Sumba)

Naurus ( Pulau seram, Maluku)

Purwoduksino

Budi Luhur

Pahkampetan

Bolim

Basora

Samawi

Sirnagalih - dsb

Agama mempunyai kedudukan yang amat penting dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai alat untuk membentuk watak dan moral, tapi juga menentukan falsafah hidup dalam suatu masyarakat. Hal ini ber arti nilai-

nilai dan norma-norma budaya dibentuk dari agama. Agama terbentuk bersamaan dengan permulaan sejarah umat manusia. Realita ini merangsang minat o rang untuk mengamati dan mempelajar i agama, baik sebag ai ajaran yang diturunkan melalu i wahyu, maupun sebagai bag ian dari kebudayaan. Lahir nya “Agama baru“ tidak akan per nah lepas dar i tradisi-tradisi agama induk ( mainstream).

Motivasi keterikatan manusia kepada agama adalah pendambaannya akan keadilan dan keteratur an. Keadilan dalam masyarakat dan alam, karena itu ia mnciptakan agama dan berpegang erat kepadanya demi meredakan penderitaan-penderitaan kejiwaannya.

Selanjutnya kita mencoba mendefinisikan Agama ataupun Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ditinjau dari beberapa aspek:dan pendapat tokoh tokoh terkemuka:

Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

Kata Agama berasal dari bahasa Sanskerta “tidak kacau”: ( A berarti “tidak”, dan gama berarti “kacau”)

P.J. Zoelmulder dan R.O. Robson dalam Kamus Jawa Kuno-Indonesia, kata “agama” telah diserap dalam bahasa Jawa kuno yang mengandung beberapa arti: “doktrin atau ajaran tradisional yang suci”, “himpunan doktrin”, “karya-karya suci”.

L. Mardiwarsito dalam Kamus Jawa Kuna-Indonesia kata agama berarti: (1) ilmu, ilmu pengetahuan; (2) hukum atau perundang-undangan; dan (3) agama atau religi.

Sedangkan dalam bahasa-bahasa semitik di Timur Tengah, “agama” disebut dalam bahasa Arab “Dîn”, yang sering dimaknai sebagai lembaga ilahi yang memimpin manusia untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Terlepas dari makna syar’i dalam konteks Islam, kata Arab dîn ternyata cognate dengan bahasa-bahasa semitik: danu (Akkadia), den (Ibrani), dîn/dîna (Aramaik/Suryani) yang berarti “religion”, “cult”. Selain itu dalam bahasa Ibrani dan Aramaik, kata den juga berarti “pengadilan”, misalnya seperti ungkapan Ibrani: Yom ha-Den (hari Pengadilan), yang sejajar juga dengan bahasa Arab: Yaum ad-dîn (hari pembalasan/ hari pengadilan). Selain kata din, dalam bahasa Arab juga dikenal kata Millah, yang juga sejajar dengan bahasa Aramaik Milta (firman, kata). Sekali lagi, terlepas dari makna syar’i-nya, kata Arab millah juga berkaitan dengan “ketaatan”, “kepasrahan” manusia kepada Allah, yang dalam agama-agama semitik diteladankan dari sosok kepasrahan Ibrahim kepada Sang Pencipta (Abraham), yang dijuluki “Bapa orang-orang beriman” (Arab: Abu al-Mu’minin, Ibrani: Ab ha Ma’a-minim) dalam Yudaisme, Kristen dan Islam.

Dari ungkapan-ungkapan berbagai bahasa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa agama atau religi mengandung baik unsur “pengabdian”, “kepasrahan” − sebagai kata kerja − maupun “sekumpulan ajaran yang dianggap benar” − sebagai kata benda. Yang pertama “agama” sebagai gerak hati dan religiusitas, yang kedua “agama” sebagai “ajaran-ajaran baku”, atau “ajaran-ajaran yang dibakukan” oleh lembaga keagamaan (the organized religion).

Ungkapan lain yang diserap dari bahasa-bahasa Barat adalah “Religi”, “Religion”. Kata religi berasal dari bahasa Latin religio yang akar katanya religare yang berarti “mengikat”. Jadi, arti “religio” disini adalah way of life lengkap dengan peraturan-peraturannya tentang kebaktian dan kewajibannya, sebagai alat untuk mengikat seseorang atau sekelompok orang dalam relasinya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam semesta.

Kesimpulan: Dengan definisi tersebut diatas dapat kita simpulka Sejauh mana Agama berperan dalam pembentukan moral Bangsa sekaligus moral pemimpinnya.:

1- “Tidak Kacau (Sansekerta), menjaga timbulnya kekacauan perlu koridor menjadi batasan bagi manusia untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan egonya, ajaran Agama sangat berperan menekan ke egoan manusia

2- Ilmu Pengetahuan- Perundang undangan, Koridor yang dimaksud adalah Perundang-undangan dan muatan Ilmu pengetahuan untuk dapat menerima undang-undang/peraturan. Dengan demikian dengan Agama dapat mendisiplin manusia/ umatnya.

3- Way of life , Dengan Agama jelas sebagai penuntunnya, bagaimana bermasyarakat yang baik bagaimana menjadi pemimpin masyarakat yang baik dan Amanah. Yang mampu mengutamakan yang dipimpinnya daripada kepentingan pribadinya.

Ini adalah beberapa bagian yang mutlak untuk membentuk moral Manusia Indonesia khususnya, Dimana belakangan ini Agama sudah menjadi suatu alat mengyakinkan atau melegetimasi kehendak dan perbuatan sehingga Negara kesatuan Republik Indonesia terancam keutuhannya, Agama kembali di plotikisasi. Dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan, hubungan antara agama dan politik jelas memiliki suatu keterkaitan, namun tetap harus dibedakan. Satu pihak, masyarakat agama memiliki kepentingan mendasar agar agama tidak dikotori oleh kepentingan politik, karena bila agama berada dalam dominasi politik, maka agama akan sangat mudah diselewengkan. Akibatnya agama tidak lagi menjadi kekuatan pembebas atas berbagai bentuk penindasan dan ketidakadilan, sebaliknya agama akan berkembang menjadi kekuatan yang menindas dan kejam.

Di pihak lain, adalah kewajiban moral agama untuk ikut mengarahkan politik agar tidak berkembang menurut seleranya sendiri yang bisa membahayakan kehidupan. Agar agama dapat menjalankan peran moral tersebut, maka agama harus dapat mengatasi politik, bukan terlibat langsung ke dalam politik praktis. Karena bila agama berada di dalam kooptasi politik, maka agama akan kehilangan kekuatan moralnya yang mampu mengarahkan politik agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang menekan kehidupan dan menyimpang dari batas-batas moral dan etika agama, masyarakat, dan hukum.

Dalam konteks keterkaitan ilmiah, maka hubungan antara agama dan politik harus kita waspadai sehingga ia tidak sampai berjalan pada posisi yang salah. Salah satu ukuran atau kunci yang paling mudah dikenali agar kita dapat menarik batas yang mana politik yang harus dihindari sehingga kita tidak terjebak ke dalam arus politik kotor, khususnya oleh kaum Buddhis adalah dengan menghindari penggunaan kekerasan. Artinya politik yang harus dihindari adalah politik yang menyangkut perebutan kekuasaan melalui penggunaan kekerasan, termasuk dengan memperalat orang lain atau suatu organisasi, apalagi bila sudah menggunakan simbol-simbol agama yang bisa sangat menyesatkan.

Jadi, agama secara moral dan politis berada pada posisi yang benar pada saat agama tidak menjadi alat untuk memperebutkan atau mempertahankan status quo kekuasaan. Sehingga pada saat agama mengarah kepada politik kekuasaan, pada saat itulah agama dalam posisi yang salah dan berbahaya. Jadi ada 2 hal keterkaitan yang menjadi wacana diskusi kita, pertama bagaimana agama dapat membentengi diri mereka dari setiap kecenderungan/kekuatan politik yang berkembang di sekitar mereka, sehingga agama dapat tetap menjadi kekuatan pembebas dan bukan sebaliknya menjadi yang dibebaskan atau pencipta masalah karena telah terdistorsi oleh kekuatan-kekuatan politik tersebut. Kedua bagaimana agama dapat memainkan peran moral mereka untuk ikut mengarahkan politik agar tidak berkembang menjadi kekuatan yang menyimpang dan menekan kehidupan.

(bersambung )

Monday, May 24, 2010

Saatnya Moral/Akhlak menjadi Panglima di NEGERI INI (2)

Budaya dan Agama:

Dalam pembentukan Moral, peranan Agama dan Budaya sangat penting, Oleh karena itu Negara kesatuan Republik Indonesia sudah selayaknya memiliki Pemimpin yang bermoral dan Amanah. Pluralisme suatu bentuk masyarakt yang serba majemuk, baik dibidang Agama apalagi dalam Budaya. NKRI dari Sabang (ujung Sumatera) sampai Marauke(ujung Irian Jaya/Papua terdiri dari ribuan suku yang semuanya memiliki budaya NAmun sebelumnya kita perlu mengetahui apa itu Budaya dan apa pula itu Agama, agar lebih mudah mengerti apa yang kita maksud dengan "Saatnya Moral/Akhlak menjadi Panglima di Negeri ini": Ada kurang lebih 439 suku di Nusantara ini, masing- masing mempunya adat istiadat yang hampir boleh dikatakan dijaga setiap suku. Dari jumlah tersebut dapat kita bayangkan keaneka ragaman budaya dibumi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

SUKU-SUKU DI INDONESIA BERDASARKAN PROPINSI

Aceh (11suku)

Aceh

Alas

Aneuk Jamee

Gayo

Gayo Lut

Gayo Luwes

Gayo Serbejadi

Kluet

Simeulu

Singkil

Tamiang

Sumatera Utara (15suku)

  • Angkola
  • Asahan
  • Dairi
  • Karo
  • Mandailing
  • Melayu
  • Nias
  • Pakpak
  • Simalungun
  • Toba

Riau dan Sumatera Barat (11suku)

  • Akit
  • Hutan
  • Kuala
  • Kubu
  • Laut
  • Lingga
  • Riau
  • Sakai
  • Talang Mamak
  • Mentawai
  • Minangkabau

Sumatera Selatan (29suku)

  • Ameng Sewang
  • Anak Dalam
  • Bangka
  • Belitung
  • Musi Banyuasin
  • Musi Sekayu
  • Ogan
  • Enim
  • Kayu Agung
  • Kikim
  • Komering
  • Lahat
  • Lematang
  • Lintang
  • Kisam
  • Palembang
  • Pasemah
  • Padamaran
  • Pegagan
  • Rambang Senuling
  • Lom
  • Mapur
  • Meranjat
  • Musi
  • Ranau
  • Rawas
  • Saling
  • Sekak
  • Semendo

Bengkulu, Jambi, dan Lampung (16)

  • Bengkulu
  • Rejang
  • Enggano
  • Kaur
  • Serawai
  • Lembak
  • Mulo - muko
  • Suban
  • Pekal
  • Anak Dalam
  • Batin
  • Jambi
  • Kerinci
  • Penghulu
  • Pindah
  • Lampung

Jawa (12 suku)

  • Betawi
  • Baduy
  • Sunda
  • Bagelen
  • Banyumas
  • Jawa
  • Nagarigung
  • Samin
  • Bawean
  • Madura
  • Tengger
  • Using

Bali dan Nusa Tenggara Barat (13suku)

  • Bali
  • Loloan
  • Nyama Selam
  • Trunyan
  • Bayan
  • Dompu
  • Donggo
  • Kore
  • Nata
  • Mbojo
  • Sasak
  • Sumbawa

Nusa Tenggara Timur (46 suku)

  • Abui
  • Alor
  • Anas
  • Atanfui
  • Babui
  • Bajawa
  • Bakifan
  • Blagar
  • Boti
  • Dawan
  • Deing
  • Ende
  • Faun
  • Flores
  • Hanifeto
  • Helong
  • Kabola
  • Karera
  • Kawel
  • Kedang
  • Kemak
  • Kemang
  • Kolana
  • Kramang
  • Krowe Muhang
  • Kui
  • Labala
  • Lamaholot
  • Lemma
  • Lio
  • Manggarai
  • Maung
  • Mela
  • Modo
  • Muhang
  • Nagekeo
  • Ngada
  • Noenleni
  • Riung
  • Rongga
  • Rote
  • Sabu
  • Sikka
  • Sumba
  • Tetun
  • Marae

Kepulauan Maluku (43suku)

  • Alune
  • Ambon
  • Aru
  • Babar
  • Bacan
  • Banda
  • Bulli
  • Buru
  • Galela
  • Gane
  • Gebe
  • Halmahera
  • Haruku
  • Jailolo
  • Kei
  • Kisar
  • Laloda
  • Leti
  • Lumoli
  • Maba
  • Makian
  • Mare
  • Memale
  • Moam
  • Modole
  • Morotai
  • Nuaulu
  • Pagu
  • Patani
  • Rana
  • Sahu
  • Sawai
  • Seram
  • Tanimbar
  • Ternate
  • Tidore
  • Tobaru
  • Tobelo
  • Togutul
  • Wai Apu
  • Wai Loa
  • Weda
  • Pelauw

Kalimantan Barat (74suku)

  • Babak
  • Badat
  • Barai
  • Bangau
  • Bukat
  • Entungau
  • Galik
  • Gun
  • Iban
  • Jangkang
  • Kalis
  • Kantuk
  • Kayan
  • Kayanan
  • Kede
  • Kendayan
  • Keramai
  • Klemantan
  • Pontianak
  • Pos
  • Punti
  • Randuk
  • Ribun
  • Sambas
  • Cempedek
  • Dalam
  • Darat
  • Darok
  • Desa
  • Kopak
  • Koyon
  • Lara
  • Senunang
  • Sisang
  • Sintang
  • Suhaid
  • Sungkung
  • Limbai
  • Maloh
  • Mayau
  • Mentebak
  • Menyangka
  • Sanggau
  • Sani
  • Seberuang
  • Sekajang
  • Selayang
  • Selimpat
  • Dusun
  • Embaloh
  • Empayuh
  • Engkarong
  • Ensanang
  • Menyanya
  • Merau
  • Mualang
  • Muara
  • Muduh
  • Muluk
  • Ngabang
  • Ngalampan
  • Ngamukit
  • Nganayat
  • Panu
  • Pengkedang
  • Pompang
  • Senangkan
  • Suruh
  • Tabuas
  • Taman
  • Tingui

Kalimantan Tengah dan Selatan (20suku)

  • Abal
  • Bakumpai
  • Banjar
  • Beraki
  • Berangas
  • Bukit
  • Dusun Deyah
  • Pagatan
  • Pitap
  • Herakit
  • Bantian
  • Bawo
  • Lawangan
  • Tamuan
  • Maanyan
  • Ngaju
  • Ot Danum
  • Paku
  • Punan
  • Siang

Kalimantan Timur (29suku)

  • Auheng
  • Baka
  • Bakung
  • Basap
  • Benuaq
  • Berau
  • Bem
  • Pasir
  • Penihing
  • Saq
  • Berusu
  • Bulungan
  • Busang
  • Dayak
  • Huang Tering
  • Jalan
  • Kenyah
  • Seputan
  • Tidung
  • Timai
  • Tunjung
  • Kulit
  • Kutai
  • Long Gelat
  • Long Paka
  • Modang
  • Oheng
  • Touk
  • Tukung

Irian Jaya / Papua (115suku)

  • Aero
  • Airo Sumaghaghe
  • Airoran
  • Ambai
  • Amberboken
  • Amungme
  • Dera
  • Edopi
  • Eipomek
  • Ekagi
  • Ekari
  • Emumu
  • Eritai
  • Fayu
  • Foua
  • Gebe
  • Gresi
  • Hattam
  • Humboltd
  • Hupla
  • Inanusatan
  • Irarutu
  • Isirawa
  • Iwur
  • Jaban
  • Jair
  • Kabari
  • Kaeti
  • Pisa
  • Sailolof
  • Samarokena
  • Sapran
  • Sawung
  • Wanggom
  • Wano
  • Waris
  • Watopen
  • Arfak
  • Asmat
  • Baudi
  • Berik
  • Bgu
  • Biak
  • Borto
  • Buruai
  • Kais
  • Kalabra
  • Kimberau
  • Komoro
  • Kapauku
  • Kiron
  • Kasuweri
  • Kaygir
  • Kembrano
  • Kemtuk
  • Ketengban
  • Kimaghama
  • Kimyal
  • Kokida
  • Kombai
  • Korowai
  • Kupul
  • Kurudu
  • Kwerba
  • Kwesten
  • Lani
  • Maden
  • Sawuy
  • Sentani
  • Silimo
  • Tabati
  • Tehid
  • Wodani
  • Ayfat
  • Yahrai
  • Yaly
  • Auyu
  • Citak
  • Damal
  • Dem
  • Dani
  • Demisa
  • Demtam
  • Mairasi
  • Mandobo
  • Maniwa
  • Mansim
  • Manyuke
  • Mariud Anim
  • Meiyakh
  • Meybrat
  • Mimika
  • Moire
  • Mombum
  • Moni
  • Mooi
  • Mosena
  • Murop
  • Muyu
  • Nduga
  • Ngalik
  • Ngalum
  • Nimboran
  • Palamui
  • Palata
  • Timorini
  • Uruway
  • Waipam
  • Waipu
  • Wamesa
  • Yapen
  • Yagay
  • Yey
  • Anu

Baso

Hampir boleh dikatakan Nilai-nilai Budaya yang terkandung disetiap suku bermuatan Moral. Bagai mana menghormati sesama , sertamenghormati lingkungannya atau Alam, baiknya didalam kurikulum pendidikan salah satu mata pelajaran wajib. (bersambung .. 3)

Friday, May 7, 2010

Saatnya Moral/Akhlak menjadi Panglima di NEGERI INI (1)

clip_image001

Negara kesatuan republik Indonesia ini sudah saatnya dipimpin Pemimpin yang Amanah dan bermoral, tegas dan berani, serta menyadari dirinya sebagai pemimpin suatu bangsa Besar dan pluralis dan yang utama dia sadar dirinya adalah untuk rakyat perbuatannya adalah untuk rakyat senyumnya untuk rakyat ketegasannya untuk pejabat yang culas dan korup demi rakyat. Jadi tidak bisa Negeri ini dipimpin orang yang bermodal penampilan celebrities dan santun tetapi tidak mampu menegur dan tegas pada pejabat yang jelas bersalah dan menyakiti hati negeri ini tidak akan dapat dipimpin orang yang lemah dan peragu rakyat santun tetapi lemah dan peragu. Negeri membutuhkan pemimpin seperti Sukarno dan Suharto tetapi mampu menutup kelemahan kelemahan mereka.

Pemimpin peragu dan lemah serta santun akan membuat negeri ini tercabik-cabik, provokator akan subur dalam negari yang dipimpinnya, keaneka ragaman negeri ini menjadi lahan empuk bagi manusia-mansia yang tidak bermoral dan berbudaya.

clip_image003

Keotoriteran Bung Karno membuat negeri ini terbebas dari segala bentuk penjajahan.

clip_image005

Kediktatoran Pak Harto membuat Rakayat Negeri ini dapat menikmati kemajuan/ modernisasi dan kepesatan anak negeri mengecap pendidikan yang lebih tinggi baik didalam dan luar negeri.

Bagai mana Negara Kesatuan Republik Indonesia ini setelah kedua pemimpin diatas tadi atau setelah Revormasi.

clip_image007

Era Rezim Habiebie adalah era transisi, beliau tidak terlepas dari citra pendahulunya Suharto, akibatnya pemerintahannya jadi bulan-bulanan legislative, sehingga untuk memikirkan kesejahteraan Rakyat sama sekali tidak tersentuh.

clip_image009

Era rezim Gus dur, Rakyat hanya sebatas baru menikmati lepasnya dari era Rezim Suharto, dan sibuk membalas jasa orang-orang yang berjasa menjatuhkan pemerintahan Suharto, serta sibuk mengembalikan citra di luar negeri.

clip_image011

Rezim Megawati sukarno putri. Tidak jauh berbeda dengan pendahulunya Gus dur, sehingga lupa memikirkan kepentingan dan kebutuhan wong cilik, pendukungnya selama ini hamper boleh dikatakan tidak menikmati apa-apa, dalam masa pemerintahannya.

clip_image013

Rezim Susilo Bambang Yudoyono popular dengan nama SBY. Rezim ini hampir boleh dikatakan aman dari segala gangguan Mahasisiswa dan Legislatif. Nyaris besar kesempatannya untuk memperbaiki kesejahteraan Rakyat Negeri ini setelah dilanda ketidak pastian selama digelar Revormasi.Namun Sby asyik dengan pembenahan Citra, baik citra dalam Negeri maupun Citra di Luar Negeri. Harus kita akui Citra Negeri ini cukup Manis dimata Negara Barat, khususnya kehebatan pemerintahan SBY menghancur leburkan Kelompok Teroris, namun penjahat dalam negeri yang berdampak bagi Rakyat Negeri ini dibiarkanmenghantui Rakyatnya. Citra Negeri ini Adalah Negara demokratis di Asia, membuat negeri ini lebih tidak nyaman dimana-mana terjadi keributan karena pejabat-pejabat dipusat dan didaerah bertindak semena-mena, dalam menetrapkan undang-undang yang mentah hasil godokan/draf dari pemerintahan, sedangkan DPR hanya mensyahkan. Tanpa melihat kepentingan Rakyat ada dalam kandungan Undang-undang tersebut

clip_image015

Tidak cukup waktu untuk memaparkan keanehan Pemimpin Negeri ini. Dan hal ini akan terus berkelanjutan kalau tidak kita munculkan seorang pemimpin yang Berani dan Tega dan Amanah. Oleh karenanya mari kita coba mengulas kriteria pemimpin Yang Amanah

(bersambung )

Thursday, May 6, 2010

7 RERUNTUHAN KUNO DIBAWAH LAUT

Reruntuhan Kuno yang menakjubkan dibawa laut

clip_image001

Istana Cleopatra di Alexandria (Mesir)
Lepas pantai Alexandria, kota dari Alexander Agung, terletak apa yang diyakini sebagai puing-puing kerajaan kuartal Cleopatra. Sebuah tim arkeolog kelautan yang dipimpin oleh Prancis Franck Goddio melakukan penggalian di kota kuno ini dari tempat Cleopatra, ratu terakhir Ptolemies, yag memerintah Mesir. Sejarawan percaya situs ini tenggelam oleh gempa bumi dan gelombang pasang lebih dari 1.600 tahun yang lalu

Istana Cleopatra di Alexandria (Mesir)
Lepas pantai Alexandria, kota dari Alexander Agung, terletak apa yang diyakini sebagai puing-puing kerajaan kuartal Cleopatra. Sebuah tim arkeolog kelautan yang dipimpin oleh Prancis Franck Goddio melakukan penggalian di kota kuno ini dari tempat Cleopatra, ratu terakhir Ptolemies, yag memerintah Mesir. Sejarawan percaya situs ini tenggelam oleh gempa bumi dan gelombang pasang lebih dari 1.600 tahun yang lalu.
Penggalian berkonsentrasi pada pulau Antirhodus yang terendam. Cleopatra dikatakan telah memiliki sebuah istana di sana. Penemuan lain termasuk kapal karam yang terawat baik dan granit merah dengan tulisan Yunani.Juga ditemukan sphinx yang dikatakan
untuk mewakili ayah Cleopatra, Raja Ptolemeus XII. Artefak masih tetap ditempat semula, karena Pemerintah Mesir memnginginkan tempat itu untuk menciptakan sebuah museum bawah air

Spoiler for Kota Paling Keji Di Bumi, Port Royal:

clip_image002

Kota Paling Keji Di Bumi, Port Royal (Jamaica)


Port Royal adalah satu kota yang hancur akibat gempa bumi di Jamaika pada 7 Juni 1692. Sebelumnya Port Royal dikenal dengan sebutan "Kota Paling Keji di Bumi", karena disana tempat konsentrasi bajak laut, pelacur dan rum.
Dalam beberapa menit saja kota seluas hampir 33
hektar termasuk gedung-gedung, jalan dan rumah-rumah penduduk beserta isinya hilang ditelan air laut. Hari ini, kota metropolis bawah air tinggal menyisakan sekitar 13 hektar, pada kedalaman mulai dari beberapa inci sampai 40 meter.
Pada tahun 1981,
Program Archaeology Nautical Texas A & M University, bekerja sama dengan Institute of Nautical Archaeology (INA) dan Jamaika National Heritage Trust (JNHT), memulai penyelidikan arkeologi bawah air mulai dari bagian terendam abad ke-17 kota Port Royal , Jamaika. Sekarang bukti menunjukkan bahwa sementara daerah Port Royal yang terletak di sepanjang tepi pelabuhan hancur ketika mereka tenggelam, menghancurkan sebagian besar konteks arkeologi, daerah yang diselidiki oleh TAMU / INA, terletak agak jauh dari pelabuhan, tenggelam secara vertikal, horisontal dengan sedikit gangguan.

Spoiler for The submerged temples of Mahabalipuram:

clip_image003

The submerged temples of Mahabalipuram (India)


Menurut kepercayaan populer Kuil Mahabalipuram bukan suatu kuil, tetapi yang terakhir dari serangkaian tujuh candi, enam di antaranya telah tenggelam. Penemuan bangunan utama reruntuhan itu terjadi pada bulan April 2002 di lepas pantai Mahabalipuram di Tamil Nadu, India Selatan, pada kedalaman 5 hingga 7 meter (15-21 kaki) dilakukan oleh tim gabungan dari Dorset Scientific Exploration Society (SES) dan India's National Institute of Oceanography (NIO). Penyelidikan di lokasi masing-masing batu, sisa-sisa tembok yang tersebar, batu persegi dan blok persegi panjang dan platform besar dengan undak-undakan yang menuju ke sana. Semua ini berbaring di tengah-tengah formasi geologis batuan lokal.
Terdapat 4 sosok singa di empat lokasi, reruntuhan itu disimpulkan menjadi bagian dari kompleks candi. Dinasti Pallava, yang menguasai wilayah itu selama abad ke-7 Masehi, dikenal memiliki banyak bangunan batu keras seperti struktural candi di Mahabalipuram dan Kanchipuram.

Spoiler for Yonaguni-Jima, Bangunan berumur 8000 tahun:

clip_image004

Yonaguni-Jima, Bangunan berumur 8000 tahun (Japan)


Terletak 68 kilometer dari pantai timur Taiwan, Kepulauan Yonaguni adalah tempat yang luar biasa karena garis pantai yang berbatu dan pegunungan. Reruntuhan yang terendam itu terletak di pantai selatan Yonaguni: 100 × 50x25 meter artefak buatan manusia dari lembaran batu berdiri tegak. Itu diperkirakan berusia sekitar 8.000 tahun, yang sangat awal untuk jenis teknologi yang telah digunakan untuk ukiran itu. Ada teori yang berbeda tentang kemungkinan identitas struktur ini.
Sementara orang mengatakan ini adalah sisa-sisa reruntuhan Benua Mu yang hilang, arkeolog menyebutnya merupakan hasil dari proses geologis yang tak dapat dijelaskan. Dan ketika anda melihat lorong-lorong yang dirancang halus dan tangga, ide untuk mengatakan ini adalah "fenomena alam 'akan muncul.
Bangunan megalith ini ditemukan tanpa sengaja oleh seorang penyelam olahraga pada tahun 1995 ketika ia telah menyimpang melampaui batas yang diperbolehkan dari pantai Okinawa. Hal yang menarik dari bangunan batu besar ini adalah bahwa lengkungan itu terbuat dari batu indah berupa blok bantalan dan memiliki kemiripan dengan gaya arsitektur bangunan dari peradaban Inca.Perdebatan yang luas tentang reruntuhan itu dikaitkan sebagai Induk peradaban prasejarah.

Spoiler for Pavlopetri (Yunani):

clip_image005

Pavlopetri (Yunani)


Kota kuno Pavlopetri terletak pada tiga sampai empat meter di lepas pantai selatan Laconia di Yunani. Tanggal reruntuhan dari setidaknya sampai 2800 SM. Ditemukan bangunan utuh, halaman, jalan-jalan, kamar makam dan tiga puluh tujuh Cist kuburan yang dianggap berasal dari periode Mycenaean (1680-1180 SM).Ini termasuk fase Zaman Perunggu yunani yang termasuk dalam banyak literatur Yunani Kuno dan mitos, termasuk Homer's Age of Heroes.
Situs Mycenaean menawarkan pengetahuan baru tentang cara hidup dan sistem kerja pada waktu itu, mengingat hanya sedikit pengetahuan tentang itu, yang menurutnya orang-orang Mycenaean hanya memperluas kekuasaan mereka ke arah laut.

Spoiler for Poet Dwarka (India):

clip_image006

Poet Dwarka (India)


Di antara yang paling menarik dari penemuan-penemuan arkeologi yang dibuat di India dalam beberapa tahun terakhir adalah yang dibuat di lepas pantai dan Bet Dwarka Dwarka di Gujarat. Penggalian telah berlangsung sejak 1983. Ini adalah dua tempat yang terpisah 30 km satu sama lain. Dwarka berada di pantai laut Arab, dan Bet Dwarka adalah di Teluk Kutch. Kedua tempat ini dihubungkan dengan legenda tentang Kresna yang baik,Ada banyak candi di sini, terutama yang termasuk ke dalam periode abad pertengahan.
Dinilai sebagai salah satu dari tujuh kota paling tua di negara ini, kota legendaris Dvaraka adalah tempat kediaman Lord Krishna. Hal ini diyakini bahwa akibat kerusakan dan kehancuran oleh laut, Dvaraka telah tenggelam enam kali.

Spoiler for Desa Yang Hilang (Canada):

clip_image007

Desa Yang Hilang (Canada)


"Desa Yang Hilang" terletak di provinsi Ontario Kanada, di bekas kotapraja Cornwall dan Osnabruck (sekarang Stormont Selatan) dekat Cornwall, yang tenggelam secara permanen akibat penciptaan Seaway St Lawrence pada tahun 1958.